Jumat, 10 April 2015

Laporan Kimia Dasar Pembuatan Senyawa Alkana Universitas Palangka Raya

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR


PEMBUATAN SENYAWA ALKANA






ALAN ADIMAS WIJAYA
CAA 113 003
KELOMPOK VIII











JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2014









LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN SENYAWA ALKANA











Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten praktikum pada:
Hari        :
Tanggal :










ASISTEN PRAKTIKUM




(SITI MARIYAM)
CAA 111 0006


DAFTAR ISI
                                           Halaman

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................        i
DAFTAR ISI...............................................................................................        ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................       iii
I.                   PENDAHULUAN
1.1  Dasar Teori...........................................................................        1
1.2  Tujuan...................................................................................        2
II.                BAHAN DAN METODE
2.1  Tempat dan Waktu................................................................        3
2.2  Bahan dan Alat......................................................................        3
2.3  Cara kerja.............................................................................        3
III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil Pengamatan...................................................................        4
3.2  Pembahasan..........................................................................        5
IV.              PENUTUP
4.1  Kesimpulan............................................................................        6

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN














DAFTAR TABEL
       Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Senyawa Alkana.................................      4




























I.          PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
1.1.1    Pengertian Alkana dan  Sistem Penamaaannya
Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa hidrokarbon jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa alifatik atau asiklis yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Sebagai hidrokarbon jenuh  alkana memilik jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Alkana yang paling sederhana adalah CH4 atau metana. Tata nama senyawa alkana menurut IUPAC yaitu memilih dan menentukan rantai induk (yaitu rantai karbon yang memiliki rantai C terpanjang).  pemberian nomor pada rantai karbon tersebut dari ujung kanan hingga ujung kiri atau sebaliknya, jika terdapat cabang maka usahakan agar cabang tersebut memperoleh nomor yang kecil, menuliskan nama mulai dengan nama cabang terlebih dulu (jika terdapat cabang) pemberian nama cabang tersebut diurutkan secara alfabet (jika terdapat lebih dari satu cabang alkil), kemudian diakhiri dengan nama rantai karbon tersebut. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka, antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma, antara angka dengan abjad dipisahkan dengan tanda penghubung. Jika gugus cabang yang sama terletak pada atom karbon yang sama pula maka penulisan harus digabungkan dengan menggunakan awalan di untuk 2 gugus cabang tri untuk 3 gugus cabang dan tetra untuk 4 gugus cabang. Rumus umum dari homolog alkana adalah  CnH2n+2 dimana n menyatakan jumlah atom karbon. (Chemistry,2012).

1.1.2    Sifat – Sifat Alkana
            Alkana bersifat senyawa non polar, sehingga tidak larut dalam air makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi pada tekanan dan suhu biasa, CH4 - C4H10  berwujud gas, C5H12 - C17H36 berwujud cair, diatas C18H38 berwujud padat mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom- atom halogen (F2, Cl2, Br2 atau I2) dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran).
Alkana mempunyai sifat yaitu  bersifat non polar, tidak terlarut dalam air, senyawa ini berbentuk cairan dan lebih ringan dibandingkan air, dan dapat terapung diatas air. (Keenan,1999).
                   
1.1.3    Contoh Pemanfaatan Senyawa Alkana Dalam Kehidupan Sehari - Hari
            Pemanfaatan senyawa alkana dalam kehidupan sehari hari antara lain yaitu; a). Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar; b). Pelarut, berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai pelarut dalam industri dan pencucian kering (dry cleaning); c). Sumber hidrogen, gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri, misalnya industri amonia dan pupuk; d). Pelumas, pelumas adalah alkana suku tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya C18H38); e). Bahan baku industri, berbagai produk industri seperti plastik, deterjen, karet sintetis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam; f). Bahan baku untuk senyawa organik lain, minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alkohol, dan asam cuka. (Budiyanto,2012).
I.2  Tujuan
Tujuan praktikum Kimia Dasar dengan materi  Pembuatan Senyawa Alkana  yaitu:
1.    Mahasiswa mampu dan mengerti cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (alkana).
2.    Mahasiswa mengerti sifat – sifat  dari bahan yang digunakan.
3.    Mahasiswa mampu menuliskan reaksi mekanisme.



II.        BAHAN DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu
            Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pembuatan Senyawa Alkana dilaksanakan di Laboraturium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya. Pada hari Rabu tanggal 23 April 2014 pukul 15.00 – 16.40 WIB.
2.2 Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah NaOH, Natrium Benzoat dan Asam Asetat. Sedangkan alat yang digunakan yaitu pipet kapiler, tabung reaksi, mortar stemper, api bunsen, dan kapas.
2.3 Cara Kerja
            Cara kerja pada saat praktikum kimia dasar dengan materi Pembuatan Senyawa Alkana adalah
a.       Menggerus 1 sendok makan Natrium Benzoat dan 1 sendok NaOH dalam mortar.
b.      Kemudian mengambil 1 sendok campuran tadi dan memasukkan kedalam tabung reaksi dan menutup tabung reaksi tersebut dengan kapas.
c.       Memanaskan tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar gelembung.
d.      Mengamati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya.
e.       Mengulangi percobaan sekali lagi.



III.       HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Senyawa Alkana
No
Bahan
Cairan
Gelembung
Bau
Waktu
1
C6H5COONa
+
NaOH
- Putih keruh kecoklatan
Banyak
- Karet terbakar
- Kurang menyengat
Lambat
2
CH3COONa
+
NaOH
- Berwarna putih susu
- Mengkristal dengan cepat
Banyak sekali
- Karet terbakar
- Sangat menyengat
Cepat

3.2 Pembahasan
            Dari hasil pengamatan pada Tabel 1. Hasil pengamatan pembuatan senyawa alkana. Pada percobaan pertama senyawa C6H5COONa (Natrium Benzoat) ditambahkan dengan NaOH (Natrium Hidroksida) setelah dipanaskan terdapat cairan berwarna putih keruh kecoklatan dan terdapat gelembung yang banyak, berbau seperti karet terbakar dan kurang menyengat serta waktu reaksi yang dibutuhkan lambat. Penyebab terjadinya cairan berwarna putih keruh kecoklatan tersebut disebabkan senyawa C6H5COONa dan NaOH ketika dipanaskan melebur dan berubah menjadi cairan sehingga berwarna putih keruh kecoklatan. Pada reaksi tersebut terdapat gelembung yang banyak terjadinya gelembung tersebut berasal dari senyawa padat yang mengandung H2O rendah, sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O yang mengeluarkan gelembung. Bau menyengat seperti karet terbakar tersebut disebabkan karena  reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2, sehingga  menimbulkan bau seperti karet terbakar. Reaksi  berjalan lambat dikarenakan kedua senyawa tersebut berbentuk padat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat bereaksi. Persamaan reaksi pembuatan senyawa alkana dari Natrium Benzoat dengan NaOH yaitu :
Persamaan Reaksi Natrium Benzoat dengan NaOH:
C6H5COONa + NaOH                            Na2CO3 + C6H6
Pada percobaan kedua senyawa CH3COONa ditambahkan dengan NaOH setelah dipanaskan dihasilkan  cairan berwarna putih susu dan dapat mengkristal dengan cepat, terdapat gelembung yang sangat banyak, berbau seperti karet terbakar dan sangat menyengat serta waktu reaksi yang dibutuhkan cepat. Penyebab terjadinya cairan berwarna putih susu dan dapat mengkristal dengan cepat yaitu mengkristalnya senyawa tersebut dikarenakan senyawa NaOH merupakan senyawa yang berbentuk padat ketika reaksi pembakaran atau oksidasi dengan suhu yang tinggi  Asam Asetat dengan NaOH melebur atau mencair dan berwarna putih susu. Sehingga jika suhunya rendah atau tidak dipanaskan lagi  maka cairan yang terbentuk dari senyawa Asam Asetat dan NaOH akan berubah menjadi padat atau mengkristal. Pada reaksi tersebut terdapat gelembung yang sangat banyak terjadinya gelembung tersebut berasal dari senyawa yang mengandung H2O rendah, sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O yang mengeluarkan gelembung. Bau yang sangat menyengat seperti karet terbakar tersebut disebabkan karena  reaksi oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2, sehingga  menimbulkan bau seperti karet terbakar. Reaksi  berjalan cepat dikarenakan senyawa asam asetat berbentuk cairan dan NaOH berbentuk padat sehingga waktu reaksi dapat berjalan dengan cepat.  Persamaan reaksi pembuatan senyawa alkana dari Asam Asetat dengan NaOH yaitu :
Persamaan Reaksi Asam Asetat dengan NaOH:
CH3COONa + NaOH                 Na2CO3 + CH4



IV.       PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alkana merupakan golongan senyawa yang tergolong senyawa hidrokarbon jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana disebut juga senyawa alifatik atau asiklis yang artinya adalah senyawa rantai terbuka. Senyawa alkana dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara NaOH dengan C6H5COONa (Natrium Benzoat) atau NaOH dengan CH3COONa kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan menggunakan api bunsen.
Sifat-sifat dari bahan antara lain NaOH yaitu NaOH merupakan basa kuat jika dilarutkan dalam air. Jika terlalu lama dibiarkan terkontaminasi dengan udara, maka NaOH akan lembab, mudah larut dalam air dan etanol. Natrium benzoat mudah larut dalam air tetapi sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. Asam asetat  merupakan senyawa organik dan merupakan larutan asam lemah. Alkana bersifat non polar, semakin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih semakin tinggi.
Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum alkana adalah CnH2n+2. persamaan reaksi Natrium Benzoat dengan NaOH yatu: C6H5COONa + NaOH  Na2CO3 + C6H6 dan persamaan reaksi Asam Asetat dengan NaOH yaitu: CH3COONa + NaOH                Na2CO3 + CH4­­­.




DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo,1997.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta: Erlangga.
Budiyanto,2012.  Kegunaan Alkana. (http://wikipedia.com/.review/).  Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 15.30 WIB.
Chemistry,2012. Senyawa Alkana. (http://www.chemistry.org). Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 16.45 WIB.
Keenan,1999. Sifat – Sifat Senyawa Alkana. (http://wordpress.com/.review/). Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 16.30 WIB.