LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PEMBUATAN
SENYAWA ALKANA
ALAN ADIMAS
WIJAYA
CAA 113 003
KELOMPOK VIII
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN
SENYAWA ALKANA
Telah diperiksa dan disetujui oleh asisten praktikum
pada:
Hari :
Tanggal :
ASISTEN
PRAKTIKUM
(SITI MARIYAM)
CAA 111 0006
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
PENGESAHAN..................................................................... i
DAFTAR
ISI............................................................................................... ii
DAFTAR
TABEL.......................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori........................................................................... 1
1.2
Tujuan................................................................................... 2
II.
BAHAN
DAN METODE
2.1
Tempat
dan Waktu................................................................ 3
2.2
Bahan
dan Alat...................................................................... 3
2.3
Cara
kerja............................................................................. 3
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan................................................................... 4
3.2
Pembahasan.......................................................................... 5
IV.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan............................................................................ 6
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Pembuatan Senyawa Alkana................................. 4
I.
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
1.1.1
Pengertian Alkana dan Sistem Penamaaannya
Alkana merupakan golongan senyawa
yang tergolong senyawa hidrokarbon jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana
disebut juga senyawa alifatik atau asiklis yang artinya adalah senyawa rantai
terbuka. Sebagai hidrokarbon jenuh alkana memilik jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin
(dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Alkana yang paling sederhana adalah
CH4 atau metana. Tata nama senyawa alkana menurut IUPAC yaitu memilih dan
menentukan rantai induk (yaitu rantai karbon yang memiliki rantai C
terpanjang). pemberian nomor
pada rantai karbon tersebut dari ujung kanan hingga ujung kiri atau sebaliknya, jika terdapat cabang maka usahakan
agar cabang tersebut memperoleh nomor yang kecil, menuliskan nama mulai dengan
nama cabang terlebih dulu (jika terdapat cabang) pemberian nama cabang tersebut
diurutkan secara alfabet (jika terdapat lebih dari satu cabang alkil), kemudian
diakhiri dengan nama rantai karbon tersebut. Posisi cabang
dinyatakan dengan awalan angka, antara angka dengan angka dipisahkan
dengan tanda koma,
antara angka dengan abjad dipisahkan dengan tanda penghubung. Jika gugus cabang
yang sama terletak pada atom karbon yang sama pula maka penulisan harus digabungkan
dengan menggunakan awalan di untuk 2 gugus cabang tri untuk 3 gugus cabang dan
tetra untuk 4 gugus cabang. Rumus umum dari homolog alkana adalah CnH2n+2
dimana n menyatakan jumlah atom karbon. (Chemistry,2012).
1.1.2 Sifat – Sifat Alkana
Alkana bersifat senyawa non polar,
sehingga tidak larut dalam air makin banyak atom C (rantainya makin panjang),
maka titik didih makin tinggi pada tekanan dan suhu biasa, CH4 - C4H10 berwujud gas, C5H12
- C17H36 berwujud cair, diatas C18H38 berwujud
padat mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom- atom halogen (F2,
Cl2, Br2 atau I2) dapat mengalami oksidasi
(reaksi pembakaran).
Alkana
mempunyai sifat yaitu bersifat non
polar, tidak terlarut dalam air, senyawa ini berbentuk cairan dan lebih ringan
dibandingkan air, dan dapat terapung diatas air. (Keenan,1999).
1.1.3 Contoh Pemanfaatan Senyawa Alkana Dalam
Kehidupan Sehari - Hari
Pemanfaatan
senyawa alkana dalam kehidupan sehari hari antara lain yaitu; a). Bahan
bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar; b). Pelarut,
berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai
pelarut dalam industri dan pencucian kering (dry cleaning); c). Sumber
hidrogen, gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam industri, misalnya
industri amonia dan pupuk; d). Pelumas, pelumas adalah alkana suku tinggi
(jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar, misalnya C18H38);
e). Bahan baku industri, berbagai produk industri seperti plastik, deterjen,
karet sintetis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas
alam; f). Bahan baku untuk senyawa organik lain, minyak bumi dan gas alam
merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti
alkohol, dan asam cuka. (Budiyanto,2012).
I.2 Tujuan
Tujuan praktikum Kimia
Dasar dengan materi Pembuatan Senyawa
Alkana yaitu:
1.
Mahasiswa mampu dan mengerti cara pembuatan senyawa
hidrokarbon alifatis jenuh (alkana).
2.
Mahasiswa mengerti sifat – sifat dari bahan yang digunakan.
3.
Mahasiswa mampu menuliskan reaksi mekanisme.
II. BAHAN DAN METODE
2.1
Tempat dan Waktu
Praktikum Kimia Dasar dengan materi
Pembuatan Senyawa Alkana dilaksanakan di Laboraturium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya. Pada hari Rabu
tanggal 23 April 2014 pukul 15.00 – 16.40 WIB.
2.2
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada saat
praktikum adalah NaOH, Natrium Benzoat dan Asam Asetat. Sedangkan alat yang
digunakan yaitu pipet kapiler, tabung reaksi, mortar stemper, api bunsen, dan
kapas.
2.3
Cara Kerja
Cara kerja pada
saat praktikum kimia dasar dengan materi Pembuatan Senyawa Alkana adalah
a.
Menggerus 1 sendok makan Natrium Benzoat
dan 1 sendok NaOH dalam mortar.
b.
Kemudian mengambil 1 sendok campuran
tadi dan memasukkan kedalam tabung reaksi dan menutup tabung reaksi tersebut
dengan kapas.
c.
Memanaskan tabung reaksi yang berisi
bahan campuran sampai keluar gelembung.
d.
Mengamati apakah ada cairan lain dan
bagaimana baunya.
e.
Mengulangi percobaan sekali lagi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Pembuatan Senyawa Alkana
No
|
Bahan
|
Cairan
|
Gelembung
|
Bau
|
Waktu
|
1
|
C6H5COONa
+
NaOH
|
- Putih keruh kecoklatan
|
Banyak
|
- Karet terbakar
- Kurang menyengat
|
Lambat
|
2
|
CH3COONa
+
NaOH
|
- Berwarna putih susu
- Mengkristal dengan cepat
|
Banyak sekali
|
- Karet terbakar
- Sangat menyengat
|
Cepat
|
3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada Tabel
1. Hasil pengamatan pembuatan senyawa alkana. Pada percobaan pertama senyawa C6H5COONa (Natrium
Benzoat) ditambahkan dengan NaOH (Natrium Hidroksida) setelah dipanaskan
terdapat cairan berwarna putih keruh kecoklatan dan terdapat gelembung yang
banyak, berbau seperti karet terbakar dan kurang menyengat serta waktu reaksi
yang dibutuhkan lambat. Penyebab terjadinya cairan berwarna putih keruh
kecoklatan tersebut disebabkan senyawa C6H5COONa dan NaOH
ketika dipanaskan melebur dan berubah menjadi cairan sehingga berwarna putih
keruh kecoklatan. Pada reaksi tersebut terdapat gelembung yang banyak terjadinya
gelembung tersebut berasal dari senyawa padat yang mengandung H2O
rendah, sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O
yang mengeluarkan gelembung. Bau menyengat seperti karet terbakar tersebut
disebabkan karena reaksi oksidasi atau
pembakaran yang menghasilkan CO2, sehingga menimbulkan bau seperti karet terbakar.
Reaksi berjalan lambat dikarenakan kedua
senyawa tersebut berbentuk padat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk
dapat bereaksi. Persamaan reaksi pembuatan senyawa alkana dari Natrium Benzoat
dengan NaOH yaitu :
Persamaan Reaksi Natrium Benzoat
dengan NaOH:
Pada percobaan kedua senyawa CH3COONa ditambahkan dengan
NaOH setelah dipanaskan dihasilkan
cairan berwarna putih susu dan dapat mengkristal dengan cepat, terdapat
gelembung yang sangat banyak, berbau seperti karet terbakar dan sangat
menyengat serta waktu reaksi yang dibutuhkan cepat. Penyebab terjadinya cairan
berwarna putih susu dan dapat mengkristal dengan cepat
yaitu mengkristalnya senyawa tersebut dikarenakan senyawa NaOH merupakan
senyawa yang berbentuk padat ketika reaksi pembakaran atau oksidasi dengan suhu
yang tinggi Asam Asetat dengan NaOH
melebur atau mencair dan berwarna putih susu. Sehingga jika suhunya rendah atau
tidak dipanaskan lagi maka cairan yang
terbentuk dari senyawa Asam Asetat dan NaOH akan berubah menjadi padat atau
mengkristal. Pada reaksi tersebut terdapat gelembung yang sangat banyak terjadinya
gelembung tersebut berasal dari senyawa yang mengandung H2O rendah,
sehingga ketika dipanaskan dengan api bunsen akan menghasilkan H2O
yang mengeluarkan gelembung. Bau yang sangat menyengat seperti karet terbakar
tersebut disebabkan karena reaksi
oksidasi atau pembakaran yang menghasilkan CO2, sehingga menimbulkan bau seperti karet terbakar.
Reaksi berjalan cepat dikarenakan
senyawa asam asetat berbentuk cairan dan NaOH berbentuk padat sehingga waktu
reaksi dapat berjalan dengan cepat.
Persamaan reaksi pembuatan senyawa alkana dari Asam Asetat dengan NaOH
yaitu :
Persamaan Reaksi Asam Asetat
dengan NaOH:
IV. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Alkana merupakan golongan senyawa
yang tergolong senyawa hidrokarbon jenuh dimana semua ikatannya tunggal. Alkana
disebut juga senyawa alifatik atau asiklis yang artinya adalah senyawa rantai
terbuka.
Senyawa alkana dapat dibuat dengan cara mereaksikan
antara NaOH dengan C6H5COONa (Natrium Benzoat) atau NaOH dengan CH3COONa kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan menggunakan api bunsen.
Sifat-sifat dari bahan antara lain
NaOH yaitu NaOH merupakan basa kuat jika dilarutkan dalam air. Jika terlalu
lama dibiarkan terkontaminasi dengan udara, maka NaOH akan lembab, mudah larut
dalam air dan etanol. Natrium benzoat mudah larut dalam air tetapi sukar larut
dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. Asam asetat merupakan senyawa organik dan merupakan
larutan asam lemah. Alkana bersifat non polar, semakin banyak atom C (rantainya
makin panjang), maka titik didih semakin tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukardjo,1997.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta:
Erlangga.
Budiyanto,2012. Kegunaan Alkana. (http://wikipedia.com/.review/). Diakses pada tanggal 24 April
2014 pukul 15.30 WIB.
Chemistry,2012. Senyawa Alkana.
(http://www.chemistry.org).
Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 16.45 WIB.
Keenan,1999. Sifat – Sifat Senyawa Alkana. (http://wordpress.com/.review/).
Diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul 16.30 WIB.